

Beberapa waktu yang lalu, saya bertemu dengan kawan lama saya. Secara kebetulan, kami nongkrong di warung kopi biasanya, meski tidak janjian. Setelah bertegur sapa, saya perhatikan wajah kawan saya ini nampak murung sekali, nggak seperti biasanya. Karena kelewat penasaran, saya bertanya ke dia.
“kamu kenapa bro ?, kok nggak seperti biasanya, jadi murung begini, ada apa sih bro ?”, tanya saya dengan menepuk bahunya.
Setelah, menyeruput kopi yang masih cukup panas itu ia mulai bercerita, “jadi gini sob, kamu tau kan aku punya beberapa bisnis. Awalnya lancar jaya, omzet gede, profit juga nggak kecil, cashflow lancar. Tapi itu dulu sob. Tiga bulanan ini omzet terjun bebas sob, profit apalagi….. Alhasil, keuangan udah jelas nggak lancar sob. Musti gimana ya?”.
Setelah saya gali lebih dalam dan semakin dalam lagi. Ternyata saya menemukan fakta yang tidak disadari oleh dirinya sendiri. Fakta ini cukup mengejutkan, dan mungkin hampir sebagian besar pelaku usaha pernah mengalami hal ini. Atau bahkan, bisa jadi sekarang ini Anda juga termasuk orang yang secara tidak sadar mengalami hal ini ?. “Wah jangan nakutin donk mas”, besar kemungkinan itu adalah isi hati Anda sekarang.
Kesalahan Banyak Pelaku Bisnis, Tanpa Mereka Sadari
Sudah banyak pelaku bisnis di Indonesia, dewasa ini. Mulai dari skala kecil, menengah hingga besar. Namun yang saya perhatikan, “kesalahan” ini menjangkit pada hampir semua level atau skala usaha. Tidak peduli kecil, menengah ataupun Besar.
Lalu apakah kesalahan itu ?, Kesalahan itu bernama “NIAT”. Ya, niat!
Saya sering kali amati, ternyata banyak sekali pelaku usaha yang memiliki niat yang kurang humanis. Kebanyakan mereka terlalu memikirkan profit atau keuntungan semata. Namun melupakan sisi kemanusiaan dan emosionalnya.
Saya tidak mengatakan bahwa berdagang, atau berbisnis tidak mencari untung. Bukan begitu!
Saya memang sepakat, bahwa bisnis itu harus untung. Sekali lagi saya setuju dan sepakat. Hanya saja, jangan pernah lupakan entitas yang terhubung di dalamnya.
Contohnya kawan yang saya ceritakan tadi. Setelah saya gali lebih dalam, terkuak kenyataan bahwa ia hanya mencari keuntungan semata. Hanya melihat pelanggan sebagai mesin atm dengan saldo berlimpah, yang siap ia jajakan produk terbaiknya.
Hal ini banyak dilakukan oleh pelaku usaha di beragam skala. Sadar atau tidak, hal ini akan berdampak kurang baik pada pelayanan, yang kemudian juga berdampak negatif pada besaran omzet di bisnis tersebut. Jika tidak segera disadari. Bisa berdampak buruk bagi keberlangsungan bisnis itu sendiri.
Saya tidak mengatakan Anda sebagai salah satu orang tersebut ya. Saya hanya mengingatkan, agar waspada, dan sadarilah hal ini. Beruntung, jika Anda menyadari hal ini lebih cepat dari kompetitor Anda dan segera lakukan tindakan pencegahan di banyak lini.
Meluruskan niat dalam berbisnis, membuat bisnis tersebut akan semakin berkah, berdampak positif bagi banyak orang dan tentu saja, akan menumbuhkan bisnis tersebut dengan sendirinya.